Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Sahihnya;
Abu Bakr bin Ishaq menuturkan kepada saya. Dia berkata; ‘Affan menuturkan kepada kami. Dia berkata; Wuhaib menuturkan kepada kami. Yahya bin Sa’id menuturkan kepada kami, dari Abu Zur’ah, dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, “Ada seorang arab Badui yang datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amal yang apabila aku lakukan maka aku akan masuk surga.” Maka beliau menjawab, “Yaitu kamu beribadah kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apa pun, kamu dirikan shalat wajib, kamu tunaikan zakat yang harus dikeluarkan, dan kamu berpuasa Ramadhan.” Dia berkata, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Aku tidak akan menambah apa pun atas kewajiban ini selamanya, dan aku juga tidak akan menguranginya.” Ketika dia berpaling, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Barangsiapa yang ingin melihat seorang lelaki di antara penduduk surga, maka lihatlah orang ini tadi.” (HR. Muslim [14] Syarh Nawawi, 2/14)
Di antara faidah hadits ini adalah :
[1] Besarnya semangat para sahabat dalam menggapai kebaikan
[2] Pentingnya tauhid dan bahaya syirik
[3] Tidak boleh memastikan seseorang sebagai penduduk surga -demikian juga menyatakan seorang sebagai syahid- kecuali dengan dalil yang tegas (wahyu)
[4] Dengan menunaikan kewajiban-kewajiban maka seseorang dapat terselamatkan dari neraka dan masuk ke surga
[5] Kewajiban itu akan disempurnakan apabila perkara yang sunnah juga dikerjakan, bahkan dengan meningkatkan amal sunnah maka seorang akan semakin dicintai oleh Allah
[6] Ibadah kepada Allah tidak cukup jika tidak disertai dengan menigngkari dan berlepas diri dari syirik
[7] Tidak boleh bersumpah dengan selain nama Allah
[8] Surga akan didapatkan dengan menempuh sebab-sebabnya, dan yang terpenting adalah tauhid
[9] Taufik berada di tangan Allah, seorang Arab badui mengajukan pertanyaan yang bagus yang menunjukkan pengenalannya terhadap tujuan hidupnya, berbeda dengan banyak orang yang berpendidikan tinggi tapi tidak mengenal Allah dan tidak memahami agamanya
[10] Orang yang paling berbahagia adalah orang yang paling bisa merealisasikan tauhid di dalam hidupnya
[11] Hidup di dunia adalah sementara, sementara kebahagiaan yang hakiki adalah di surga
[12] Hendaknya seorang muslim memiliki cita-cita yang tinggi